paikan enam seruan kepada orang-orang beriman, yang (tiap seruan, ed) diawali dengan frasa, “Yaa ayyuhalladzina aamanu... (Wahai orang-orang yang beriman...)”.
Seruan Pertama
“Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur).” (QS Al Anfaal [8] : 15)
Seorang muslim harus teguh dan tabah di medan pertempuran serta tidak boleh mundur (melarikan diri, ed). Dalam ayat lain lain dijelaskan lebih lanjut, jika dalam keadaan kuat, maka seorang muslim tidak boleh mundur ketika menghadapi sepuluh orang musuh. Dan jika dalam keadaan lemah, maka seorang muslim tidak boleh mundur ketika menghadapi dua orang musuh.
“Wahai Nabi, kobarkanlah semangat orang-orang beriman untuk berperang. jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti. Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan Dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir; dan jika diantaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ribu orang, dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS Al Anfaal [8] : 65 – 66)
Seruan Kedua
“Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rosul-Nya, dan janganlah kamu berpaling dari pada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintah-Nya), dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang (munafik) vang berkata "Kami mendengarkan”, padahal mereka tidak mendengarkan. Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah; orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apapun.” (QS Al Anfaal [8] : 20 – 22)
Taat kepada Alloh dan Rosul-Nya adalah kunci kemenangan. Ini adalah perintah yang berlaku umum atas setiap muslim/muslimah, tetapi karena konteks surat Al Anfaal adalah tentang perang di jalan Alloh (Jihad Fii Sabilillaah), maka perintah Alloh untuk berangkat berjihad mendapat penekanan yang khusus dalam konteks (ayat) ini. Alloh mencela mereka yang tidak mendengar dan mentaati perintah-Nya (untuk berperang) sebagai orang yang tuli dan bodoh. Bahkan Alloh mencela mereka dengan sebutan seburuk-buruk makhluk.
Seruan Ketiga
“Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rosul apabila Rosul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.” (QS Al Anfaal [8] : 24)
Ini adalah perintah Alloh untuk segera merespon seruan-Nya dan seruan Rosul-Nya. Dan Alloh menegaskan bahwa ini adalah seruan yang akan membawa kehidupan bagi kita. Alloh tidak akan pernah menyuruh kita kepada sesuatu yang akan mencelakakan kita. Seluruh perintah Alloh adalah untuk kebaikan kita. Tafsir salaf atas ayat ini menyebutkan bahwa dengan mentaati perintah Alloh dan mengikuti Sunnah Rosul-Nya, maka pasti kita akan memperoleh kehidupan yang baik. Sebagian Mufassir (Ulama Ahli Tafsir) dari kalangan tabi’in seperti Urwah bin Zubair, juga Ibnu Katsir, Al Qurthubi dan Asy Syaukani menafsirkan ayat ini adalah segera merespon seruan/panggilan berjihad karena melalui jihad kita akan memperoleh kehidupan. Kedengarannya aneh dan ironi. Bagaimana bisa kehidupan dapat diperoleh dengan berperang, dimana berperang adalah mempertaruhkan diri dalam bahaya dan maut? Bagaimana bisa perang yang isinya adalah kengerian dan kematian dapat membuka jalan bagi kehidupan? Berikut beberapa penjelasannya :
Dalam Tafsir Al Qur’anul ‘Azhim, Urwah berkata : “Artinya dengan berperang engkau akan mendapatkan kemuliaan setelah sebelumnya engkau diliputi kehinaan, memberimu kekuatan setelah sebelumnya engkau lemah, melimpahkan kepadamu kemenangan setelah sebelumnya engkai dikalahkan oleh musuhmu.”
Imam Al Qurthubi dalam Al Jami’ fi Ahkamil Qur’an : “Terkait dengan ayat [[....penuhilah seruan Alloh dan seruan Rosul apabila Rosul menyeru kamu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepada mu...]] Jihad adalah kehidupan karena menyebabkan (terjaminnya) kehidupan. Karena jika engkau tidak menyerang musuhmu, maka musuhlah yang akan menyerangmu, yang (serangan itu) menyebabkan kematian dan kepunahanmu. Sebagai tambahan, kematian dalam rangka berjihad bukanlah kematian, tetapi jalan menggapai hidup abadi yang mulia di surga.”
Seruan Keempat
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (QS Al Anfaal : 27)
Ini adalah peringatan Alloh untuk tidak mengkhianati sesama saudara muslim dengan bersekutu kepada orang kafir. Jangan membantu orang kafir baik dalam segala aspek apakah memberi informasi, memata-matai dll dalam rangka ikut serta memerangi orang-orang muslim. Memberi informasi intelijen kepada orang kafir adalah perbuatan pengkhianatan kepada Alloh dan Rosul-Nya.
Seruan kelima
Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqon. dan Kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. dan Allah mempunyai karunia yang besar. (QS Al Anfaal : 29)
Jika kita bertaqwa kepada Alloh maka Alloh akan mengampuni kita, Dia juga akan memberikan kepada kita furqon, pemisah, pembeda, ciri khas, serta kemampuan untuk membedakan antara yang haq dengan yang bathil. Sungguh ini adalah karunia berharga dari Alloh berupa cahaya yang Alloh berikah ke dalam hati orang-orang yang beriman, sehingga dapat menolongnya untuk melihat yang benar dan yang salah, yang baik dengan yang buruk.
Seruan keenam
Demikianlah Enam Seruan Surat Al Anfaal kepada seluruh orang-orang beriman. Kami berdoa kepada Alloh agar dimasukkan ke dalam golongan yang mengikuti seruan-Nya.
Aamiin.