Home » » Khilafah pasti akan tegak

Khilafah pasti akan tegak

Written By Khalifah Muslim on Selasa, 19 Februari 2013 | 08.42

Khilafah pasti akan tegak ,

Raih , ,

‘HIDUP SEJAHTERA DI BAWAH NAUNGAN KHILAFAH’?

Dakwah seperti apakah yang dilakukan Rasulullah Saw. pada fase-fase awal selama tiga belas tahun di Makkah (fase Makkiyah)? Pertanyaan ini perlu dijawab agar para da’i pewaris manhaj kenabian mengerti apa yang semestinya dia lakukan pada langkah-langkah­ pertama dari aktivitas dakwahnya.

Rasulullah Saw. berdakwah bukan karena inisiatif diri beliau pribadi. Substansi yang beliau serukan juga bukanlah paham hasil pemikirannya pribadi. Beliau berdakwah semata-mata karena perintah Allah, dan apa yang beliau dakwahkan selaras dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang turun pada fase Makkiyah ini..

Al-Qur’an yang turun pada fase Makkiyah ini datang untuk menjelaskan kepada manusia rahasia kehidupannya serta kehidupan alam semesta sekitarnya. Al-Qur’an menjelaskan kepada manusia siapakah dirinya, dari mana dan untuk apa ia ada? Menuju ke mana kah ia dalam kehidupan ini? Siapa yang membuatnya ada dari ketidak adaan? Dan siapa kelak yang membuatnya tidak ada (mati)? Dan apa yang terjadi setelah itu ?

Al-Qur’an juga menjelaskan kepada manusia tentang hakekat alam semesta yang dapat ia rasakan dengan panca indranya ini, siapa yang menciptakannya?­ Siapa yang mengaturnya? Dan siapa yang merubah hukum alam, yang itu kadang-kadang terjadi?

Al-Qur’an pun kemudian menerangkan bagaimana semestinya manusia berinteraksi dengan Pencipta alam ini, serta hubungan dia dengan alam itu sendiri dan manusia sesamanya..

Penjelasan-penj­elasan ayat-ayat Al-Qur’an itu semuanya bertujuan agar manusia men-Tauhidkan Allah Ta’ala, mengabdi kepada-Nya saja dengan semata-semata mengharap keridhaan dan rahmat-Nya…

Dalam kurun waktu tiga belas tahun itulah, dakwah Rasulullah Saw. berkutat kepada persoalan-perso­alan tersebut, dan tidak bergeser dari hal itu. Tidak ada pada fase ini dakwah kepada perbaikan di bidang sosial, ekonomi, dan bidang-bidang lainnya. Tidak ada pula dalam fase ini dakwah untuk mendirikan daulah (negara) berikut rincian sistemnya.

Para pengusung dakwah yang mengatas namakan manhaj kenabian, hendaklah berhenti lama-lama untuk memperhatikan hal ini, untuk kemudian meninjau kembali metode dakwah mereka…

Sesuai dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang turun di fase Makkiyah di atas, tujuan dakwah Rasulullah Saw. di fase ini tentu adalah agar manusia mengabdi kepada Allah semata dengan ikhlas, mengharap pahala Allah. Yang dimaksud mengabdi kepada Allah bukanlah terbatas pada ibadah-ibadah ritual seperti yang dipahami sebagian orang. Tapi dalam wujud ketertundukan mutlak kepada Allah dalam semua urusan. Dalam wujud mengembalikan wewenang membuat hukum kepada Allah semata dalam seluruh bidang kehidupan. Inilah makna syahadah Laa ilaaha illallah. Selama tiga belas tahun Rasulullah Saw. berdakwah dengan tujuan menancapkan akidah ini di hati masyarakat Makkah saat itu..

Rasulullah Saw. tidak menjanjikan kepada orang-orang yang menerima dakwah beliau selain jannah (surga). Cukup ini saja. Tidak ada iming-iming duniawi; hidup sejahtera, jabatan, popularitas atau yang lainnya. Dengan demikian, mereka yang beriman kepada beliau betul-betul ikhlas mengharap pahala Allah, berupa mahligai surga di akherat kelak. Mereka tidak mengharapkan kesejahteraan hidup, kekayaan, dan pangkat. Mereka benar-benar berkorban untuk Allah, meski hidup miskin atau harus kalah dan terbunuh di tangan kaum kafir..

Dakwah Rasulullah Saw. terus berlangsung. Orang-orang yang menerima dakwah tersebut semakin banyak. Manusia demi manusia menggabungkan diri kepada golongan yang betul-betul berorientasi tegaknya sistem/­ syari’at yang datang dari Allah tersebut. Jumlah mereka mencapai kadar yang cukup untuk memanggul kekuasaan. Di sisi lain, peraturan-peraturan Allah turun satu demi satu, membentuk sistem Islam yang sempurna. Kenyataan itu mendorong didirikannya pemerintahan Islam. Sebab, tanpa itu, sistem Islam tidak akan bisa berdaulat di muka bumi..

Maka berdirilah pemerintahan Islam di kota Madinah. Karena pemerintahan ini dibangun agar sistem Islam bisa berdaulat di muka bumi, maka fungsi utama negara ini adalah menjaga hukum-hukum Allah, sehingga tetap tegak. Belum ada saat itu fasilitas-fasil­itas kesejahteraan rakyat, sebagaimana yang dituntut masyarakat jahiliyyah saat ini terhadap para penguasa mereka. Bahkan, sebagaimana diceritakan dalam banyak hadits, banyak rakyat Madinah yang bergelimang dalam kemiskinan, sampai ada di antara mereka ingin menjadikan pakaian yang melekat di tubuhnya untuk mahar pernikahannya, karena tidak punya harta selain itu.

Tapi rakyat Daulah Madinah cukup bahagia dengan tegaknya syari’at di muka bumi. Orientasi mereka bukan kesejahteraan duniawi. Orientasi mereka adalah akherat, surga, keridhaan dan rahmat Allah, yang itu hanya dapat diraih dengan mematuhi perintah-perint­ah-Nya. Mereka tidak pernah mengkritik, berdemo, atau menuntut penguasa untuk mensejahterakan­ hidup mereka. Yang penting bagi mereka adalah bagaimana syari’at bisa tegak di muka bumi. Pernah ada beberapa orang miskin berdemo kepada Rasulullah Saw. sebagai kepala negara. Tapi apa yang mereka keluhkan? Ternyata bukan kemiskinan mereka, bukan kesulitan hidup mereka. Mereka mengeluh karena mereka tidak bisa berbuat baik dengan cara berzakat, sebagaimana orang-orang kaya..

Dari sini, orang-orang yang berjuang menegakkan daulah Islam atau khilafah perlu merenung sejenak. Kalau masyarakat diajak menegakkan khilafah dengan iming-iming keduniaan, hidup sejahtera misalnya, mereka akan kecewa bahkan memusuhi daulah Islam jika kenyataannya seperti Daulah Islam Madinah yang saat itu tidak bisa mensejahterakan­ banyak warganya. Karena orientasi mereka adalah dunia, hidup sejahtera. Sebaliknya, jika masyarakat diajak menegakkan daulah atau khilafah karena dengan itu syari’at Allah bisa tegak atau sistem Islam berdaulat, dan mereka tidak diberi janji apapun selain surga, maka hanya orang-orang yang orientasinya akherat saja yang menerima dakwah termasuk. Namun mereka adalah cikal bakal masyarakat seperti masyarakat Madinah yang diberkahi Allah..

Benar, kesejahteraan hidup adalah sesuatu yang pasti ada jika khilafah tegak, sebagaimana yang dipahami dari Al-Qur’an . Tapi itu bukan tujuan. Bukan pula hal yang langsung ada begitu daulah Islam tegak. Ada beberapa faktor yang menjadi syarat agar kesejahteraan itu menjadi kenyataan. Dalam sejarah khilafah, ada beberapa masa di mana khilafah tidak bisa mensejahterakan­ rakyatnya. Pada awal-awal berdiri daulah Islam di masa Rasulullah Saw. sendiri, sebagaimana disebutkan di atas, banyak warga hidup bergelimang kemiskinan dan kesulitan mencari makan..

Apa yang disebutkan di atas bukan untuk menafikan tugas khilafah untuk mensejahterakan­ rakyatnya. Tapi semata-mata persoalan orientasi perjuangan, serta tujuan utama dari penegakan daulah Islam…

Dari uraian ringkas di atas, dapat disimpulkan bahwa sejak awal berdakwah sampai berdirinya daulah Islam di Madinah, Rasulullah Saw. tidak membuat para shahabat berorientasi dunia. Beliau hanya menjanjikan mereka surga, sehingga mereka tidak akan menjadi sosok-sosok yang mengharapkan harta, jabatan, hidup sejahtera, dan unsur-unsur dunia lainnya dari perjuangan fi sabilillah yang mereka jalani. Harapan mereka hanya satu: keridhaan dan rahmat Allah.

Wallahu a’lam.
Share this article :
digitalhuda.com
yufid.com
peluang usaha


 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Islam Respon - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger