Rok
mini, dada terbuka adalah kedok busana trens barat bahkan dunia yang
secara tidak langsung adalah merupakan bentuk pemaksaan dan penindasan
oleh kaum lelaki. Tabiat lelaki barat lebih menyukai perempuan terbuka
auratnya, norma dan agama tidak lagi menjadi acuan.
Demikian juga di Indonesia, anak-anak ABG berlomba-lomba membuka aurat dengan alasan trend fashion, gaul kebarat-baratan. Penjaga toko, kasir bank, dan petugas wanita lainnya kadang pihak pemilik perusahaan memaksa melepas jilbab, dengan alasan paha mulus dan dada besar yang terlihat lebih merangsang dan punya daya saing.
Wanita berkarier bekerja diluar rumah, menjadikan anak-anak kurang mendapatkan buaian langsung dari seorang ibu kandung. Air susu ibu diganti dengan susu botol, kehangatan pelukan ibu diganti pelukan pembantu. Sang ibu bersama suaminya berlomba memburu dollars.
Anak-anak benar-benar kehilangan ibu yang sebenarnya, namun tidak bisa mengekspresikannya. Islam lebih mengutamakan peran Ibu dirumah dan suami mencari nafkah, ini sebagai bentuk fitrah wanita. Bukan berarti Islam melarang emansipasi wanita atau masalah gender lainnya.
“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya dengan cara yang ma’ruf.” (Al-Baqarah: 228) “…Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya.” “Kaum lelaki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, disebabkan Allah telah melebihkan sebagian mereka (lelaki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (lelaki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (An-Nisa`: 34)
Itu semua contoh kecil kearifan Islam terhadap harkat martabat wanita. Sir George Bernard Shaw, sastrawan dan kritikus social terkenal di Eropa, mengkespresikan perasaan ini,
“I have always held the religion of Muhammad in high estimation because of its wonderful vitality. It is the only religion which appears to me to possess that assimilating capacity to the changing phase of existence which can make itself appeal to every age. I have studied him - the wonderful man and in my opinion for from being an anti-Christ, he must be called the Savior of Humanity."
"Saya selalu memegang agama Muhammad di estimasi tinggi karena vitalitas indah. Ini adalah satu-satunya agama yang tampaknya saya untuk memiliki bahwa kapasitas asimilasi ke fase perubahan eksistensi yang dapat membuat dirinya menarik bagi setiap usia. Saya telah mempelajari dia - orang yang indah dan menurut pendapat saya untuk dari menjadi seorang anti-Kristus, dia harus dipanggil Juruselamat Kemanusiaan ".
"Saya telah mempelajari dia (Muhammad saw)… Ajaran-ajaran Muhammad telah memuliakan kedudukan wanita. Muhammad tak membiarkan anak-anak perempuan mati kedinginan dan kelaparan. Di samping ia menganjurkan pengikutnya untuk berbuat baik kepada hewan…”
Kalimat diatas dinukil dari sebuah buku' The Genuine Islam,' Vol. 1, No. 8, 1936 karya Sir George Bernard Shaw. Dapat anda peroleh di toko buku online amazon
http://www.amazon.com/ review/R18020QFGAVNT
Demikian juga di Indonesia, anak-anak ABG berlomba-lomba membuka aurat dengan alasan trend fashion, gaul kebarat-baratan. Penjaga toko, kasir bank, dan petugas wanita lainnya kadang pihak pemilik perusahaan memaksa melepas jilbab, dengan alasan paha mulus dan dada besar yang terlihat lebih merangsang dan punya daya saing.
Wanita berkarier bekerja diluar rumah, menjadikan anak-anak kurang mendapatkan buaian langsung dari seorang ibu kandung. Air susu ibu diganti dengan susu botol, kehangatan pelukan ibu diganti pelukan pembantu. Sang ibu bersama suaminya berlomba memburu dollars.
Anak-anak benar-benar kehilangan ibu yang sebenarnya, namun tidak bisa mengekspresikannya. Islam lebih mengutamakan peran Ibu dirumah dan suami mencari nafkah, ini sebagai bentuk fitrah wanita. Bukan berarti Islam melarang emansipasi wanita atau masalah gender lainnya.
“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya dengan cara yang ma’ruf.” (Al-Baqarah: 228) “…Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya.” “Kaum lelaki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, disebabkan Allah telah melebihkan sebagian mereka (lelaki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (lelaki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (An-Nisa`: 34)
Itu semua contoh kecil kearifan Islam terhadap harkat martabat wanita. Sir George Bernard Shaw, sastrawan dan kritikus social terkenal di Eropa, mengkespresikan perasaan ini,
“I have always held the religion of Muhammad in high estimation because of its wonderful vitality. It is the only religion which appears to me to possess that assimilating capacity to the changing phase of existence which can make itself appeal to every age. I have studied him - the wonderful man and in my opinion for from being an anti-Christ, he must be called the Savior of Humanity."
"Saya selalu memegang agama Muhammad di estimasi tinggi karena vitalitas indah. Ini adalah satu-satunya agama yang tampaknya saya untuk memiliki bahwa kapasitas asimilasi ke fase perubahan eksistensi yang dapat membuat dirinya menarik bagi setiap usia. Saya telah mempelajari dia - orang yang indah dan menurut pendapat saya untuk dari menjadi seorang anti-Kristus, dia harus dipanggil Juruselamat Kemanusiaan ".
"Saya telah mempelajari dia (Muhammad saw)… Ajaran-ajaran Muhammad telah memuliakan kedudukan wanita. Muhammad tak membiarkan anak-anak perempuan mati kedinginan dan kelaparan. Di samping ia menganjurkan pengikutnya untuk berbuat baik kepada hewan…”
Kalimat diatas dinukil dari sebuah buku' The Genuine Islam,' Vol. 1, No. 8, 1936 karya Sir George Bernard Shaw. Dapat anda peroleh di toko buku online amazon
http://www.amazon.com/