Insan
LS Mokoginta melihat bahwa justru umat Islam lah yang mengamalkan
ajaran agamanya. “Muslimlah pengikut Yesus dalam arti yang sesungguhnya,
karena merekalah yang mengamalkan ajaran Yesus (Nabi Isa as),” ujarnya.
Mokoginta mencontohkan, banyak di antara perintah Allah dan Yesus tidak ia amalkan selama menjadi pemeluk Katolik. “Allah mengharam
Mokoginta mencontohkan, banyak di antara perintah Allah dan Yesus tidak ia amalkan selama menjadi pemeluk Katolik. “Allah mengharam
kan
babi tapi kami memakannya, Allah berfirman bahwa Dia itu Esa tapi kami
menjadikan-Nya Trinitas, Yesus dikhitan sedangkan kami tak wajib
berkhitan, Yesus bersabda ia nabi utusan Allah tapi kami jadikan ia
Tuhan, Yesus menyuruh menyembah Allah tapi justru Yesus yang kami sembah
setiap hari,” urainya.
“Ternyata semua perintah Allah dan ajaran Yesus itu, umat Islamlah yang mengamalkan,” ujar Mokoginta. Ia kemudian menyimpulkan bahwa berislam adalah satu-satunya jalan untuk bisa mengamalkan semua ajaran Yesus. “Jika aku tetap dalam Kristen, maka setiap hari aku akan mengkhianati ajaran Allah dan Yesus.”
Terlebih, tambahnya, dalam sabdanya Yesus menyebut dirinya sebagai utusan bagi Bani Israel, bukan untuk seluruh umat. “Yesus juga berkata bahwa akan datang setelahnya nabi bernama Ahmad atau Muhammad. Dialah nabi akhir zaman yang diutus untuk menyempurnakan agama bagi umat manusia.”
Mokoginta kini dikenal sebagai dai serta pembicara Kristologi di berbagai forum dan majelis. Bahkan, undangan juga datang dari luar negeri.
Tak sekadar tampil menyampaikan ajaran dan pesan Islam, Mokoginta aktif menjawab dan mendebat hujatan kaum non Muslim terhadap Islam. Sanggahan juga ia sampaikan melalui tulisan yang dibukukan. Tidak kurang dari 40 buku sanggahan telah ditulisnya. Beberapa bahkan dicetak ulang hingga beberapa kali.
Untuk semua sanggahannya, Mokoginta mengaku cukup bersenjatakan Alquran. “Cara membuktikan kebenaran Islam adalah dengan mempertandingkan Alquran dengan Bibel,” ujarnya yakin. Menurutnya, Alquran adalah mukjizat yang menjadi bukti dari semua kebenaran Islam. “Allah sendiri yang mengatakan bahwa tidak ada keraguan di dalamnya.”
Ia menambahkan, kebenaran isi Alquran adalah bukti keajaibannya. “Semakin didalami, kebenarannya akan semakin jelas terhampar. Karena itu siapapun boleh mengkritisi Alquran, asal dengan ilmu dan argumen serta dalil yang benar,” kata pria yang pernah menjadi guru bahasa Inggris ini.
Hal itu, katanya, tidak dapat ia lakukan sebelum ia berislam. “Alkitab tidak boleh dikritisi, karena ia dianggap telah final dan diyakini sebagai firman Tuhan yang murni.” Atas dasar itulah, ia banyak mengangkat studi komparatif dalam dakwahnya. Ia berharap jamaahnya dapat membandingkan dan menetapkan apa yang mereka anggap benar.
Kini Mokoginta bangga menjadi Muslim, bukan karena kiprahnya sebagai dai, melainkan karena kebenaran yang dipeluknya. “Dengan berislam, aku mengimani Nabi Muhammad saw tanpa kehilangan Yesus,” tegas peraih Muallaf Award pada 2006, 2007, 2010, dan 2011 itu.
(republika.co.id)
“Ternyata semua perintah Allah dan ajaran Yesus itu, umat Islamlah yang mengamalkan,” ujar Mokoginta. Ia kemudian menyimpulkan bahwa berislam adalah satu-satunya jalan untuk bisa mengamalkan semua ajaran Yesus. “Jika aku tetap dalam Kristen, maka setiap hari aku akan mengkhianati ajaran Allah dan Yesus.”
Terlebih, tambahnya, dalam sabdanya Yesus menyebut dirinya sebagai utusan bagi Bani Israel, bukan untuk seluruh umat. “Yesus juga berkata bahwa akan datang setelahnya nabi bernama Ahmad atau Muhammad. Dialah nabi akhir zaman yang diutus untuk menyempurnakan agama bagi umat manusia.”
Mokoginta kini dikenal sebagai dai serta pembicara Kristologi di berbagai forum dan majelis. Bahkan, undangan juga datang dari luar negeri.
Tak sekadar tampil menyampaikan ajaran dan pesan Islam, Mokoginta aktif menjawab dan mendebat hujatan kaum non Muslim terhadap Islam. Sanggahan juga ia sampaikan melalui tulisan yang dibukukan. Tidak kurang dari 40 buku sanggahan telah ditulisnya. Beberapa bahkan dicetak ulang hingga beberapa kali.
Untuk semua sanggahannya, Mokoginta mengaku cukup bersenjatakan Alquran. “Cara membuktikan kebenaran Islam adalah dengan mempertandingkan Alquran dengan Bibel,” ujarnya yakin. Menurutnya, Alquran adalah mukjizat yang menjadi bukti dari semua kebenaran Islam. “Allah sendiri yang mengatakan bahwa tidak ada keraguan di dalamnya.”
Ia menambahkan, kebenaran isi Alquran adalah bukti keajaibannya. “Semakin didalami, kebenarannya akan semakin jelas terhampar. Karena itu siapapun boleh mengkritisi Alquran, asal dengan ilmu dan argumen serta dalil yang benar,” kata pria yang pernah menjadi guru bahasa Inggris ini.
Hal itu, katanya, tidak dapat ia lakukan sebelum ia berislam. “Alkitab tidak boleh dikritisi, karena ia dianggap telah final dan diyakini sebagai firman Tuhan yang murni.” Atas dasar itulah, ia banyak mengangkat studi komparatif dalam dakwahnya. Ia berharap jamaahnya dapat membandingkan dan menetapkan apa yang mereka anggap benar.
Kini Mokoginta bangga menjadi Muslim, bukan karena kiprahnya sebagai dai, melainkan karena kebenaran yang dipeluknya. “Dengan berislam, aku mengimani Nabi Muhammad saw tanpa kehilangan Yesus,” tegas peraih Muallaf Award pada 2006, 2007, 2010, dan 2011 itu.
(republika.co.id)