Sebelumnya : Hal ini sudah banyak yang diperbahaskan oleh
semua kalangan diseluruh dunia, bahwa islam mengajarkan kekerasan bahkan ada
juga yang berkata “tindakan keras yang khusus hanya pada ajaran islam”..Saya
katakan ini tidak masalah bagi anda yang belum mengerti ajaran islam secara
keseluruhan (Mendalam),Banyak manusia yang memandang dengan akal yang rendah
terhadapa Kajian ini.bahkan hal ini selalu menjadi bahan lontaran senjata ampuh
untuk mengalahkan islam bagi para pembenci ajaran islam (Penolak Kebenaran).Akan
Tetapi Allah Swt lebih tahu akan yang terbaik.
Sebenarnya perbudakan dahulu telah tersebar ke seluruh
penjuru dunia/bumi, tidak hanya pada zaman Islam. Bangsa Romawi, Persia,
Babilonia, dan Yunani, seluruhnya mengenal perbudakan. Dan para tokoh Yunani,
seperti Plato dan Aristoteles pun hanya mendiamkan tindakan ini. Bahkan mereka
memiliki banyak sebab untuk memperbudak seseorang seperti adanya perang,
tawanan, penculikan atau karena menjadi pencuri. Tidak hanya itu, mereka pun
menjual anak-anak yang menjadi tanggungan mereka untuk dijadikan budak, bahkan
sebagian mereka menganggap para petani sebagai budak belian.
Mereka memandang hina terhadap para budak, karena itu para budak diperkerjakan untuk mengurusi pekerjaan-pekerjaan kotor dan berat. Dan karena itu pula Aristoteles menganggap para budak hidupnya tidak kekal di akherat, baik mereka di Surga atau di Neraka, jadi para budak tidak bedanya dengan hewan. Fir’aun pun memperbudak Bani Israil dengan perlakuan yang paling keji, sehingga dengan tega ia membunuh anak laki-laki Bani Israil dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Orang-orang Eropa pun ketika menemukan benua Amerika, mereka memberikan sikap yang paling buruk terhadap penduduk asli. Inilah perbudakan, sebab, pengaruh dan bentuknya di dalam ajaran selain Islam. Contoh yang baru saja kami sampaikan baru sedikit dari sekian banyak perlakuan keji merek kepada para budak.
Lalu Bagaimana Sikap
Islam Terhadap Perbudakan ..???
1.Islam Mempersempit
Sebab-Sebab Perbudakan.
Islam menyatakan bahwa seluruh manusia adalah merdeka dan tidak bisa menjadi budak kecuali dengan satu sebab saja, yaitu orang kafir yang menjadi tawanan dalam pertempuran. Dan Panglima perang memiliki kewajiban memberikan perlakuan yang tepat terhadap para tawanan, bisa dijadikan budak, meminta tebusan atau melepaskan mereka tanpa tebusan. Itu semua dipilih dengan tetap melihat kemaslahatan umum.
Inilah satu-satunya sebab perbudakan di dalam Islam berdasarkan dalil naqli yang shahih yang sesuai dengan dalil aqli yang shahih. Karena sesungguhnya orang yang berdiri menghalangi aqidah dan jalan da’wah, ingin mengikat dan membatasi kemerdekaan serta ingin memerangi maka balasan yang tepat adalah ia harus ditahan dan dijadikan budak supaya memperluas jalannya da’wah.
Inilah satu-satunya sebab perbudakan didalam Islam, bukan dengan cara perampasan manusia, ataupun menjual orang merdeka dan memperbudak mereka sebagaimana umat-umat yang lain.
2. Berbuat Baik
Kepada Hamba Sahaya -Budak-, Juga Kepada Pelayan atau Pembantu
"Sembahlah Allah dan
janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah
kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba
sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri," (an-Nisa': 36)
1357. Dari al-Ma'mr bin Suwaid, katanya: "Saya melihat
Abu Zar r.a. ia mengenakan suatu pakaian, sedang bujangnya -hamba sahaya kecil-
juga mengenakan pakaian sebagaimana yang dikenakan olehnya -yakni dalam hal
mutu kain-, potongan dan coraknya. Saya lalu bertanya padanya, mengapa ia
berbuat demikian. Abu Zar lalu menyebutkan bahwasanya ia pada zaman Rasulullah
s.a.w. pernah memaki seorang lelaki, kemudian dicacinya orang itu dengan
menyebutkan ibunya. Kemudian Nabi s.a.w. bersabda: "Engkau ini benar-benar
seorang yang dalam dirimu itu masih ada sifat Jahiliyah. Para hamba sahaya itu
adalah saudara-saudaramu juga merupakan pembantu-pembantumu. Oleh Allah mereka
itu dijadikan dibawah tanganmu -yakni berada di bawah kekuasaanmu-. Oleh sebab
itu barangsiapa yang saudaranya itu ada di bawah tangannya -yakni barangsiapa
yang memiliki hamba sahaya-, hendaklah ia memberinya makan dari apa yang
dimakan olehnya sendiri, memberinya pakaian dari apa-apa yang dikenakan
olehnya, janganlah memaksa mereka mengerjakan sesuatu yang dapat mengalahkan
mereka -yakni yang mereka tidak kuat mengerjakannya-, tetapi jikalau mereka
engkau paksa sedemikian, maka wajiblah engkau menolong mereka itu."
(Muttafaq 'alaih)
3. Keutamaan
Memerdekan Budak
Allah Ta'ala berfirman: "Tetapi ia -manusia- itu tidak
berusaha menempuh jalan mendaki. Tahukah kamu apakah
jalan yang mendaki lagi sukar itu? Yaitu memerdekakan hamba
sahaya," sampai selesainya ayat. (al-Balad: 11-13)
1355. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah
s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang memerdekakan seorang hamba sahaya yang
Muslim, maka Allah akan memerdekakan dengan setiap anggota orang yang ia
merdekakan itu akan anggotanya sendiri dari api neraka, sehingga kemaluannya
-orang memerdekakan tadi dihindarkan dari neraka- dengan sebab ia memerdekakan
kemaluan hamba sahaya tadi." (Muttafaq 'alaih)
1356. Dari Abu Zar r.a,, katanya: "Saya berkata:
"Ya Rasulullah, amalan manakah yang lebih utama?" Beliau s.a.w.
menjawab: "Yaitu beriman kepada Allah dan berjihad fisabilillah." Abu
Zar berkata: "Saya lalu bertanya lagi: "Hamba sahaya manakah yang
lebih utama?" Beliau s.a.w. menjawab: "Yaitu yang dianggap terbaik
oleh pemiliknya dan termahal harganya." (Muttafaq 'alaih)
4. Islam Menyikapi Para Budak Dengan Lemah Lembut Dan Penuh
Kasih Sayang.
Karena itu Islam mengancam dan memperingatkan orang yang memberikan beban berlebihan kepada para budak, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
“Bertaqwalah kalian kepada Allah dan perhatikanlah budak-budak yang kalian miliki”
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
Budak memiliki hak makan/lauk dan makanan pokok, dan tidak boleh dibebani pekerjaan yang diluar kemampuannya. (Shahih Muslim)
Penutup
Sesungguhnya
Islam datang pada saat perbudakan telah tersebar di mana-mana, karena itu
tidaklah pantas bagi syari’at Islam yang adil, yang menjaga jiwa, harta dan
kehormatan seseorang manusia untuk mewajibkan kepada manusia agar membuang
harta mereka secara sekaligus. Sebagaimana juga, banyak budak yang tidak layak
untuk dimerdekakan, seperti anak-anak kecil, para wanita, dan sebagian kaum
laki-laki yang belum mampu mengurusi diri mereka sendiri dikarenakan ketidak
mampuan mereka untuk bekerja dan dikarenakan ketidak tahuan mereka tentang cara
mencari penghidupan. Maka (lebih baik) mereka tetap tinggal bersama tuannya
yang muslim yang memberi mereka makanan seperti yang dimakan tuannya, memberi
mereka pakaian seperti yang dipakai tuannya, dan tidak membebani mereka
pekerjaan yang tidak sanggup mereka kerjakan. Ini semua adalah beribu-ribu
derajat lebih baik dari pada hidup merdeka, jauh dari rumah yang memberi mereka
kasih sayang dan jauh dari perbuatan baik kepada mereka untuk kemudian menuju
tempat yang menyengsarakan laksana neraka jahim”. [Minhajul Muslim hal. 445,
Darul Bayan, Beirut, cet. I, 1427 H]
Sebenarnya masih banyak bukti-bukti
lagi tentang kajian hal ini..Tapi kami hanya sedikit membahasnya,karena
dikhawatirkan akan membut jenuh para pembaca.
Alhamdulillahilladzi
bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa
‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.