Bulan April lalu topik tentang perempuan marak dibahas di negeri ini.
Namun selalu ujung-ujungnya adalah agenda-agenda kaum feminis yang
diangkat di publik dan disosialisasikan. Seolah April menjadi momen
spesial ajang kampanye kaum feminis.
Namun di sisi lain
alhamdulillah, umat Islam semakin paham bahwa ide-ide feminisme bukannya
membawa kaum perempuan menjadi makin cerdas, sejahtera, bermartabat dan
nyaman. Tapi justru menjerumuskan kaum perempuan pada kehinaan.
Islam
sebagai agama yang mengatur segala urusan manusia di dunia memuat
aturan-aturan yang memuliakan perempuan. Dan terbukti ketika syariat
Islam diterapkan, maka yang terwujud adalah kesejahteraan.
Namun
bagaimana tuntunan agama lain mengenai perempuan? Apakah agama lain juga
bermaksud untuk memuliakan perempuan sebagaimana dalam Islam?
Bagaimana Bibel berbicara tentang perempuan?
Dalam
Bibel, Perjanjian Baru, Timotius 2 :14-15 dikatakan demikian, “Lagipula
bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan
jatuh ke dalam dosa. Tetapi perempuan akan diselamatkan karena
melahirkan anak, asal ia bertekun dalam iman dan kasih dan pengudusan
dengan segala kesederhanaan”.
Dalam ayat Bibel di atas, wanita
disalahkan sebagai biang dosa yang menyebabkan Nabi Adam as turun ke
bumi. Kisah tentang Hawa yang memberikan buah terlarang pada Adam
(Kejadian 3 :1-19), sehingga Hawa mendapatkan laknat abadi karena
mewariskan dosa.
Ajaran-ajaran seperti itulah yang akhirnya menyebabkan Kristen mengganggap perempuan sumber kejahatan dan tipu daya.
Lebih
lanjut filosof Barat, Christome menjelaskan : “Perempuan adalah
keburukan yang pasti, tipu daya alam dan bencana yang tak terelakkan,
bahaya dalam rumah, fitnah yang merusak da ia jahat berlumur darah”.
(Well Doran : The History of Civilisation, jilid 16)
Bahkan ada
pemikiran, Hawa bukanlah manusia. Dalam sebuah buku, seorang pendeta
pernah mengatakan demikian, ”Perempuan tidak ada ikatan atau hubungan
spesies manusia”. Wester Mark: The History of Marriage.
Hal
senada juga disebutkan dalam sebuah Ensiklopedia, kutipan sebuah hasil
rapat dua konferensi kegerejaan mengenai perempuan yang dilaksanakan di
Roma tahun 582 M mengeluarkan komunike: ”Perempuan adalah mahluk yang
tidak mempunyai jiwa dan oleh sebab itu selamanya tidak akan menikmati
taman Firdaus dan tidak masuk kerajaan langit. Perempuan adalah kekejian
perbuatan setan, tidak ada hak bicara dan tertawa dan tidak boleh
memakan daging, bahkan setinggi-tingginya hak dia adalah menghabiskan
semua kesempatan untuk melayani laki-laki tuannya, atau menyembah Tuhan
Allah”. (Encyclopedie La Rousse, kata Femme)
Perempuan lebih rendah dari laki-laki, dan di bawah kekuasaan laki-laki, dan boleh diceraikan kapan saja (Ulangan 24 : 1-4)
Seharusnyalah
perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh. Aku tidak
mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah
laki-laki; hendaklah ia berdiam diri. (I Timotius 2 : 11-12)
Demikian
buruknya pandangan gereja terhadap perempuan, sehingga kondisi
perempuan terus berjalan dari yang buruk kepada yang lebih buruk hingga
abad ke-17 M. Ketika itu perempuan berada pada level perbudakan dan
kehinaan yang paling rendah.
Di Inggris ada undang-undang yang
memperbolehkan laki-laki menjual istri-istrinya seharga 6 pounsterling.
Sekitar tahun 1790, harganya menjadi 2 sen. (Abbas Akkad : Al-mar’ah fil
al-Qur’an, hal.192.)
Sehingga kemudian muncullah feminisme.
Gerakan ini muncul pada 1785 berawal dari perkumpulan terpelajar
kalangan bangsawan di Middleburg-Belanda. Dari Belanda gerakan ini
menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika, dipelopori oleh Lady Mary Wortley
Montagu & Marquis de Condorcet.
Sejatinya, gerakan feminisme
muncul sebagai akibat ketidakpuasan perempuan terhadap hukum-hukum
Bibel, sebagai bentuk protes terhadap norma-norma sosial saat itu,
norma-norma yang didominasi oleh gereja pada abad 18, yang menindas
perempuan.
Islam Pembebas Perempuan
Islam
justru datang membebaskan perempuan. Islam hadir sebagai ideologi
pembaharuan terhadap budaya-budaya, terhadap doktrin-doktrin gereja yang
menindas perempuan dan kemudian mengubah status perempuan secara
drastis. Tidak lagi sebagai second creation (mahluk kedua
setelah laki-laki) atau penyebab dosa. Justru Islam mengangkat derajat
perempuan sebagai sesama hamba Allah seperti halnya laki-laki.
Jika
feminisme adalah gerakan protes terhadap gereja dan Bibel, maka Islam
adalah ideologi yang justru menjawab protes tersebut. Maka, jika saat
ini umat Islam masih ada yang ikut-ikutan latah mengampanyekan ide-ide
feminisme, maka sungguh, dia adalah Muslim yang buta dengan
ajaran-ajaran Islam!
Oleh, Mualaf Irena Handono
Home »
CounterFaith
» Apa Kata Bible Tentang Perempuan ..???
Apa Kata Bible Tentang Perempuan ..???
Written By Khalifah Muslim on Jumat, 21 Desember 2012 | 11.35
Related Articles
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.